IQNA

Dalam Merespon Ancaman Pemerintahan Myanmar Kaum Muslim Rohingnya Melakukan Imigrasi Besar-besaran yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

12:20 - October 26, 2014
Berita ID: 1463978
MYANMAR – Dalam merespon tekanan-tekanan dan ancaman-ancaman pemerintah Myanmar terhadap minoritas muslim negara ini, sejumlah yang tidak sedikit dari kaum muslim Rohingnya dalam bentuk yang belum pernah terjadi sebelumnya, mereka meninggalkan Myanmar dengan menaiki perahu menuju Thailand dan Malaysia.

Chris Lewa, Ketua proyek Arakan untuk meningkatkan kondisi kaum muslimin mengumumkan, dalam sepanjang satu pekan, kurang lebih 8 ribu kaum muslim Rohingnya meninggalkan propinsi Rakhine di Utara Myanmar,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari World Bulltetin.
Imigrasi pekan lalu merupakan imigrasi terbesar kelompok muslim yang dimulai sejak kekerasan kelompok ekstrem Buddha terhadap kaum muslimin pada tahun 2012.
“Polisi Myanmar dalam sepanjang hari juga mengizinkan perahu-perahu bergerak menuju muara sungai Naf, di perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh, dan tidak seperti sebelumnya dimana mereka tidak menghentikan perahu-perahu kaum muslimin guna mendapatkan uang sebelum naik ke perahu,” tambahnya.
Selanjutnya dia menegaskan, kondisi seolah-olah semua hal dari sejak semula sudah terencana untuk mengeluarkan kaum muslimin.
Baru-baru ini pemerintah Myanmar dengan agenda konspirasi baru mengumumkan bahwa kaum muslimin dengan menerima identitas Bengali akan mendapatkan hak-hak kewarganegaraan dan barang siapa yang menentang hal ini dia tidak akan mendapat hak kewargenegaraan dan akan ditahan.
Sebelum ini, pemerintah Myanmar dengan menolak memberikan hak kewarganegaraan kepada kaum muslimin telah menyodorkan mereka dalam serangan dan pembunuhan kelompok ekstrim Buddha.
Banyak dari kaum muslimin Myanmar dengan menegaskan bahwa penerimaan identitas Bengali guna mendapatkan hak kewarganagaraan telah menempatkan mereka dalam bahaya-bahaya yang lebih besar; dengan demikian mereka menolak hal ini.
Setelah itu, dan dengan dimulainya gelombang penawanan, sebagian besar dari penduduk kaum muslimin yang belum pernah terjadi sebelumnya terpaksa meninggalkan negara ini dan polisi Myanmar kali ini yang sama sekali tidak bergeming untuk membela kaum muslimin atas pembunuhan mereka, membuka jalan yang penuh bahaya kepada mereka untuk keluar dari Negara tersebut.
Pada sebelum-sebelumnya, kaum muslimin Myanmar yang telah meninggalkan Myanmar, dikarenakan ketidak mauan negara-negara tetangga untuk menerima mereka, telah mengalami kondisi yang sangat kritis. Banyak sekali dari mereka di perbatasan Thailand tertimpa penyelundupan manusia, sebagian dari mereka tenggelam dan banyak dari mereka juga tinggal di kamp-kamp tunawisama dengan kondisi kritis.

1463343

captcha